Istiqomah Diatas Sunah Rasul
Safira News 19.08.2021
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari selaku umat Islam seharusnya kita menjalani sunah-sunah yang telah diajarkan oleh junjungan kita Nabi Muhamad SAW, kita dianjurkan mengikuti serta menjalani sunah- sunah dari junjungan kita yang telah diajarkan oleh Nabi muhammad SAW. Lalu bagaimana kita bisa istiqomah menjalankanya.dibawah ini bisa kita ambil bagaimana kita bisa Istiqomah untuk menjalankan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW.
1. Istiqamah Di Atas Sunnah Dalam Berdalil
Istiqamah di atas sunnah dalam berdalil dengan dalil-dalil syar’i adalah salah satu prinsip yang sangat vital dalam kehidupan seorang Muslim.
Pertama, berdalil dengan al-Qur’an al-azhim yang Allah Azza wa Jalla turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua, berdalil di atas sunnah Nabi Muhammad yang suci.
Ketiga, berdalil dengan ijma Ulama. Dan ijma itu berdasarkan nash-nash al-Qur’an dan sunnah, sebagaimana dijelaskan oleh para Ulama kita bahwa setiap ijma yang shahih (benar) pasti berlandaskan pada dalil yang shahih.
2. Istiqamah Di Atas Sunnah Dalam Berakidah, mencakup dua poin:
Pertama, Teguh pendiriannya untuk terus meyakini akidah yang benar berdasarkan dalil-dalil.
Kedua, Tegar dalam menjauhkan dan membersihkan diri dari segala kebid’ahan dan pendapat-pendapat yang salah dalam masalah akidah.
3. Istiqamah Di Atas Sunnah Dalam Beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla
Pertama, dia beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla dengan ibadah yang disyariatkan oleh Allâh dan rasul.
Kedua, dia melakukan ibadah yang disyariatkan itu dengan tata cara yang yang disyariatkan. Untuk poin pertama, ini berdasarkan sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
4. Istiqamah Di Atas Sunnah Dalam Muamalah Dan Akhlak
Pertama, bagaimana seharusnya berakhlak dengan sesama muslim,
Kedua, bagaimana berakhlak dengan orang kafir.
Mengenai masalah ini, realita sikap kaum Muslimin terbagi menjadi tiga golongan:
Sebagian mereka ada yang tidak membedakan dalam bermuamalah antara Muslim dan kafir. Ini adalah sikap yang menyepelekan syariat.
Sebagian yang lain, ada yang membedakan antara muamalah dengan sesama Muslim dan muamalah dengan orang kafir. Namun ia berlaku ekstrim, sehingga sampai pada tingkatan menzhalimi dan menyakiti orang kafir.
Sikap pertengahan, dan ini yang benar; yaitu sikap ahlus sunnah wal jama’ah. Sikap ini dilandaskan di atas dalil, yaitu bahwa Muslim memiliki hak untuk kita sikapi dengan sikap tertentu, dan orang kafir juga memiliki hak untuk kita sikapi dengan sikap yang khusus pula. Sehingga kita bisa bermuamalah dengan masing-masing sesuai dengan apa yang disyariatkan Allâh Subhanahu wa Taala .
5. Istiqamah Di Atas Sunnah Ketika Terjadi Perselisihan
Menjadi keharusan bagi kita untuk mengetahui sikap yang benar menurut kacamata as-sunnah ketika terjadi perbedaan. Bila terjadi perbedaan di antara kaum Muslimin, bagaimana sikap yang benar dalam timbangan sunnah Nabawi? Menurut sunnah, ada dua asas dalam menyikapi perbedaan ini:
Pertama, berusaha semaksimal mungkin untuk mencari kebenaran saat terjadi perbedaan.
Ketika terjadi perselisihan, kita dituntut untuk mencari dan menemukan kebenaran dalam hal yang diperselisihkan tersebut, lalu konsisten memegangnya, baik itu dalam permasalahan syar’i, maupun dalam hal-hal yang terkait dengan kaum Muslimin.
Kedua, bersungguh-sungguh dalam memegang sunnah kala terjadi perselisihan.
Sikap kita adalah agar konsisten memegang kebenaran yang diharuskan kita untuk mencarinya. Kita harus bersikap adil dan proporsional (inshaf) terhadap saudara kita yang berseberangan dengan kita. Perbedaan pendapat dengan saudara Muslim tersebut tidak semestinya mendorongnya untuk berbuat sewenang-wenang kepadanya, atau mencacinya, atau mencerca kehormatannya.
6. Istiqamah Di Atas Sunnah Dalam Berdakwah Di Jalan Allah
Di antara bentuk istiqâmah di atas sunnah adalah agar seorang dai dapat mewujudkan tujuan dan maksud dari dakwah syar’iyyah. Ada tiga tujuan utama dari dakwah:
– Menegakkan hujjah (menjelaskan dalil) kepada umat manusia
– Mengharapkan agar umat manusia mendapatkan hidayah
– Melepaskan tanggung jawab di hadapan Allah Azza wa Jalla
7. Istiqamah Di Atas Sunnah Dalam Amar Ma’ruf Dan Nahi Mungkar
Hal ini dapat terwujud dengan berlandaskan pada dua hal:
Pertama, seorang Mukmin harus tahu mana yang dikatakan ma’rûf (kebaikan) dalam syariat dan mana yang mungkar dalam timbangan syariat. Bila tidak tahu, bisa saja terjadi sebaliknya, bukannya menyuruh orang melakukan yang ma’rûf tapi justru menyuruh orang melakukan yang mungkar, bukannya mencegah yang mungkar tapi sebaliknya mencegah orang dari melakukan yang ma’rûf. Oleh karena itu, kita harus bertumpu dan berlandaskan pada syariat.
Kedua, harus menempuh cara yang benar dalam melakukan amar ma’rûf dan nahi mungkar.