Kejamnya “BANKKIL” Pinjaman Bank Keliling, Membuat Pengurus Lingkungan Melarang Keras Masuk Wilayahnya
Depok SafiraNews 09.09 2022
Pada umumnya keluarga kita apabila mengalami kesulitan keuangan mereka akan mencari pinjaman pada teman atau saudara tetapi beberapa tahun kebelakang terjadi sesuatu hal yang sangat miris dan seakan menjalankan sesuatu hal yang dianggap Riba seperti suatu hal yang dianggap biasa, karna mereka anggap mudah dalam memberikan pinjaman atas dasar kekerabatan, kedekatan, atau kasihan yang biasa masyarakat sebut “Bank Keliling”
Achmad Mauludin salah satu pengurus Rukun Warga diwilayah Jatijajar mengatakan pada Media SafiraNews, Di sini saya selaku pengurus lingkungan menemukan fenomena baru yang sangat meresahkan kerukunan warga, orang-orang lebih memilih bank keliling jika sedang mengalami masalah keuangan, mereka tidak meminjam kepada teman maupun kerabatnya.
Tahu kan bank keliling ? Ujar ketua RW01, Itu loh beberapa orang yang katanya dari koperasi simpan-pinjam yang siap sedia memberikan peminjaman kepada warga secara mudah tanpa persyaratan yang sulit. Jika dulu 5 tahun yang lalu mereka menyasar kepada pemilik usaha seperti warung kelontong warung-warung kecil yang ada kini mereka sudah membidik mangsa baru yaitu para ibu-ibu rumah tangga yang sedang kesulitan ekonomi.
Syaratnya mudah gak pake ribet, asal tahu di mana rumahnya, bank keliling pun menggelontorkan uang pinjaman.
Dengan alasan malu jika meminjam ke tetangga atau saudara, mereka memilih bank keliling biasa diucapkan para ibu rumah tangga yang sedang kesulitan ekonomi. Masalah keuangan rumah tangga akan cepat teratasi karena tidak ada pemeriksaan berkas serta syarat anggunan.
Kemudahan yang ditawarkan bank keliling membuat banyak ibu-ibu rumah tangga yang sedang kesulitan memilihnya. Selain gampang di acc dan tanpa persetujuan suami, pengembaliannya pun dicicil perhari. Misal nih yah, kalau kita pinjam 100.000 maka pengembaliannya dicicil 10 ribu perhari. Nah ringan kan tuh, namun 10.000 perhari itu dibayar selama 12 hari. Artinya total yang harus mereka bayar yang semula 100.000 menggendut menjadi 120.000. Begitu juga dengan kelipatan yg mereka pinjam sampai 500 Ribu bahkan 1 Juta rupiah
Bukan cuma itu, sebelum diterima uang tersebut dipotong pula untuk admin dan katanya uang tabungan, sehingga sebetulnya tidak 100.000 yang penuh kita terima biasanya hanya 80.000.
Banyak Ibu-ibu rumah tangga yang tergoda dengan tawaran itu. Biasanya disalah satu tempat ada satu Ibu yang menjadi biangnya. Karna dengan sukses sering meminjam, ibu tersebut menjadi testimoni dan mempengaruhi Ibu rumah tangga yang lain untuk bisa memengaruhi agar meminjam ke bank keliling.
Saya sampai pernah melihat 2 atau 5 orang ibu-ibu berkumpul di rumah seorang ibu yang saya perkirakan akan menjadi mediator pertemuan dengan bank keliling.
Karena cara pembayaran yang dianggap ringan dalam perhari sehingga bisa dianggap uang jajan, maka ada beberapa ibu rumah tangga yang memilih tak bilang pada suaminya. Pikir mereka, ah, urusan keuangan kan di tangan mereka, bisa lah diatur. Tetapi sekarang ada hal yang sangat mencemaskan para pengurus lingkungan dimana bank keliling yang hanya meminjam fhoto copy kartu tanda penduduk, sekarang mereka bila memberikan pinjaman agak besar meminta agunan surat yang dimiliki contohnya surat asli Akte Kelahiran Anak untuk menjadi jaminan, yang dianggap para ibu rumah tangga akte kelahiran adalah surat yang tidak penting, ini yang bisanya akan menjadi keributan didalam rumah tangga karna suami tidak mengetahui, yang parahnya nanti ketika anaknya akan masuk sekolah atau keperluan mendadak ketika saat diperlukan, surat tersebut tidak ada suami baru tau, dan juga ketika tagihan banyak pada bank keliling yang tidak bisa dikembalikan para ibu rumah tangga mulailah terjadi perkelahian didalam rumah tangganya yang mengakibatkan perceraian
Makanya kami selaku pengurus lingkungan bersama para ketua RT yang ada di RW01 Jatijajar bersepakat menolak kehadiran dan masuknya para bank keliling yang ada diwilayah kami serta berharap kepada pemerintah kota Depok maupun Aparatur kepolisian bisa mendukung program kami untuk melarang para bank keliling masuk dan mencarikan solusi yang baik untuk mencegahnya Rentenir masuk kedalam kampung-kampung yang ada di kota Depok, pungkas Achmad Mauludin
(Ach.M)