PROKES HATI DAN AKAL FIKIRAN
Oleh KH.Rahmat Fauji
Safiranews.Com- Sistimatika Ta’limul Muta’alim
Anginkah yang Membelah Laut Merah Buat Nabi Musa A.S?
Baca Kitab Kuning
Bidikan Gambar
Teori Dasar Fotografi
10 Dasar Kemampuan Guru
Penulisan Karya Ilmiah
Valentine’s Day: Roots & Islamic View
Rahasia di Balik Otak Anak Perempuan
Tips dan Etika Chatting
Si Dia Berbohong? Ini Dia Tanda – Tandanya
Senyum ya…..
Yang Terlewatkan dalam Pendidikan
Merebut Makna, Belajar Bahasa Kehidupan
Keputusan Pemerintah dari PSBB sampai PPKM serta keputusan untuk mentaati Protokol Kesehatan 5M 1) Memakai Masker, 2) Mencuci Tangan, 3) Menjaga Jarak, 4) Menjauhi Kerumunan dan 5) Membatasi Mobilitas dan Interaksi, bahkan program vaksinasi terus dilaksanakan, menunjukkan masih menjadi warning dan perhatian kita bersama dalam rangka tetap menjaga dan memutus mata rantai penularan virus Corona. Bagi kita, ummat yang beriman, yang meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, selayaknya meyakini bahwa kesehatan itu tidak hanya sehat jasmani saja, akan tetapi hati, jiwa serta akal pikiran pun harus terbebas dari nuktah, kotoran, dan penyakit yang akan menggerogoti kesehatan manusia.
Untuk itu, sudah seharusnya, kita pun menerapkan Protokol Kesehatan hati, jiwa dan akal fikiran. Ada 3 indikator utama yang menjadikan hati yang bersih, kesucian jiwa dan akal fikiran, yaitu :
Pertama : Berwudlu, Nabi bersabda :
إِنَّ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ هِيَ الْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
Sesungguhnya umatku pada hari Kiamat adalah al-ghurr al-muhajjalun karena bekasnya wudhu. Siapa saja yang mampu memanjangkan ghurr-nya maka lakukanlah! (HR. Ahmad). Para ulama mendefinisikan al-ghurr al-muhajjalun adalah cahaya putih pada bagian kening, tangan dan kaki yang biasa dibasuh saat berwudlu. Menurut Ulama hadits, hikmah dari hadits tersebut, bahwa berwudlu, badan menjadi sehat terbebas dari penyakit, bersihnya akal fikiran serta mampu menaikkan derajat, dikarenakan ada pacaran sinar cahaya Al-ghurr Al-Muhajjalun.
Untuk itu seorang mukmin agar selalu membiasakan berwudlu dalam segala aktifitas sehari-hari, akan tidur pun nabi menganjurkan agar berwudlu. Kebersihan anggota badan sudah sejak lama menjadi ajaran Islam, tidak sekedar mencuci tangan yang bersih, akan tetapi menggapai kesucian diri.
Kedua, Mengunci Lisan
Penggunaan masker sebagai alat penutup mulut menurut kedokteran menyebutkan bahwa fungsinya untuk memblokade partikel sarat virus yang dipancarkan dari mulut, terlebih ketika dalam situasi pandemi saat ini. Akan tetapi ada lagi partikel yang lebih berbahaya mengancam keselamatan kehidupan manusia, yaitu partikel lisan yang dipancarkan oleh mulut pula, Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan kita tentang bahayanya lisan, dalam hadits dikatakan
إذا أصبح ابنُ آدمَ ؛ فإنَّ الأعضاءَ كلَّها تكفِّر اللسانَ، فتقول : اتقِ اللهَ فينا ؛ فإنما نحن بك ؛ فإن استقمت استقمْنا وإنِ اعوججتَ اعوججنا
Jika manusia berada di waktu pagi, maka semua anggota tubuhya selalu memperingatkan lisan. Mereka berkata, “ Wahai lisan, bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami karena sesungguhnya keselamatan kami tergantung pada dirimu, Jika kamu bersikap lurus, maka kami pun akan lurus. Namun jika engkau menyimpang, maka kamipun akan menyimpang.” Dalam hadist lain disebutkan
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
Keselamatan, kesejahteraan, serta kedamaian manusia tergantung sampai sejauh mana menjaga dan mengunci lisan kita dari segala ucapan, kata dan kalimat yang kita rangkai. Lisan sangatlah ringan berbuat, ia bisa begitu mudah untuk digerakkan namun begitu sulit untuk dikendalikan. bahaya lisan sangatlah besar dibanding anggota tubuh lainnya. Perbuatan dosa yang merajalela, kadang terjadi tanpa disadari, disebabkan perbuatan lisan. Seperti ghibah, hasu. (semoga bermanfaat).
@Rudi